Short Movie

  • 0

Biarkan

  • 0



Mencintai dan memiliki bukanlah hal yang relevan sama sekali
Memiliki kapan saja bisa ditinggal pemiliknya
Dan bisa pula meninggalkan pemiliknya
Bukankah haru jika kehilangan kepemilikan?

Aku mencintai kumisku, mencintai rambutmu, mencintai takdir yang telah digariskanNya, mencintai mimpi yang ia tiduri
Aku pun mencintai hal yang kuyakini, mencitai apa yang aku tunjuk, mencintai pada senja yang menjingga
Banyak sekali kecintaanku pada sesuatu dan aku baru menyadarinya

Namun saat ini aku sedang menyadari sesuatu
Suatu waktu semua yang kucintai pergi dan aku tak akan menyesalinya
I will let it go, but I will not make it go.

Wanita, Berpuasa Dan Bertemankan Puisi

  • 0
source

Ramadhan, bulan ke-9 Tahun Hijriyah datang lebih cepat
Tak lupa keindahan serta keberkaan yang turut hadir memeriahkan acara tahunan ini
Tibalah saatnya, menghidupi hari dengan bersandarkan rasa sabar
Mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya Matahari

Aku paham betul tentang kecintaanmu pada aksara
Kata demi kata yang kamu rangkai
Bait demi bait yang kamu bingkai
Selalu saja berhasil membuat semesta menyerukan syair kreasimu itu
Karena kamu, dan diksi liarmu itulah,
puisi bisa menjadi seindah bau tanah dibasahi hujan

Senja itu aku melihatmu terbaring,
Di Taman Sriwedari milik Pak Ridwan
Kamu terlentang, bersandar pada rumput yang menjalar,
Yang melewati celah bentuk tubuhmu
Tanganmu yang mungil kamu simpan tepat diatas garis Khatulistiwa
Lalu kamu untai aksara demi aksara pada dinding langit sore
Ya, kamu sedang melakukan ritualmu,
Mengisi sisa waktu puasa bertemankan puisi

Aku tahu kamu melakukannya bukan hanya sekedar menunggu matahari pergi
Karena, jauh lebih dalam, sangat dalam
Kamu melakukannya dengan mulia
Seakan kamu sedang beribadah puisi

Aku berharap kamu sudi untuk berbagi puisi bersamaku
Berharap kamu membacakan puisi tentang rindu
yang akan bergema di telingaku
Sudah lumrah aku menggantungkan harap padamu
Sebab kamulah yang paling mahir dalam memberi harap

Sesaat setelah dugaanku itu kamu menoleh padaku
Kamu beranjak,
Berlari ke arahku
Dan menangkapku tepat di pelukan
Lalu kamu berbisik manja, "Selamat berpuasa dan mari berpuisi, kekasihku".


Semua Berputar (Seharusnya)

  • 0






Sorot pandang perlahan mulai tak cukup terang
Meski hanya permasalahan yang menggelapkan
Detak jantung mulai malu mendentumkan tanda
Meski hanya keluh kesah yang tampak ria

Begitu mengalir masalah yang datang dan tinggal
Begitu sebaliknya pujaan yang hanya datang dan pergi
Sementara itu, waktu yang tak pernah dapat merubah semuanya
Masalah semakin membutakan dan pujaan yang semakin dalam angan-angan

Ketika semua hal seharusnya berputar
Matahari berganti bulan, hidup dan atau mati
Tetap saja gelisah yang sama, diri pun tetap diam tertinggal
Jika seperti ini terbangkan saja aku kemana pun burung menuju

Biarkan angin yang berhembus
Biarkan laut yang berombang-ambing
Biarkan bumi yang berguncang
Biarkan aku berjalan dalam diam

Lemahlah sudah diri dengan masalah atas KuasaMu
Bawalah pergi pujaan dan besertanya berlalu
Tak punya banyak waktu, sekarang waktunya aku pergi
Hanya harap serta tolong yang bisa diri ini sandarkan.

Huakiauku di Venesia

  • 0

source



Teruntuk Huakiau di Venesia yang (selalu) aku sanjung
Huakiau yang selalu berdiri di pertigaan kanal dekat Gondola
Huakiau yang selalu memeluk erat buku diary yang bersampukan warnal biru
Huakiau yang selalu menunggu untuk dibawanya pulang

Heran, mengapa sosokmu begitu menawan walau sekedar sapaan pandang?
Mungkin senyum manismu atau merah meronanya pipimu itu sihir?
Sederhana seperti itu saja sosokmu berhasil membawaku terbang akan cinta
Maaf saja sebelumnya, karena kamu aku tak merasa lagi jatuh akan cinta

Aku mungkin akan mengajakmu berkenal sapa terlebih dahulu
Membawamu ke penginapan terdekat dan bercumbu lekat denganmu
Atau mungkin aku akan menculikmu pergi bersama Vespa LX-ku
Menuju jembatan Rialto. Ya, jembatan yang ada di foto cover bukumu itu
Lalu sesampainya disana aku akan memelukmu  514 tahun lamanya
Ditemani air yang tenang dan Traghetto yang melaju di bawah kita

Ahh… maafkan kesederhanaanku yang hanya bisa bermimpi
Tapi untuk membuat segalanya menjadi nyata  dan senada pun
Aku rela tidur dalam dekap silang lenganku dan tak bangun lagi
Dan segera mewujudkan terbang akan cintamu, Huakiauku.

Meraga Sukma

  • 0

gambar dari sini


Aku melihat setiap langkah hati yang kau jejakkan
Aku mendengar setiap detak jantung yang kau denyutkan
Aku mencium setiap aroma jiwa yang kau hembuskan
Dan aku menemukanmu bersanding dengannya

Aku tak peduli jika harus begini saat ini
Aku tak gusar jika tak bersama saat ini
Aku tak resah jika hanya menunggu saat ini
Dan aku takkan menyerah lelah untuk menyelamatkanmu

Menyelamatkan hanya perlu membaringkan tubuh
Memejamkan mata, mematikan indera
Menjadikannya lunglai dalam sebuah relaksasi
Dan seketika aku kamu bersama pada ionosfer satu alfa yang sama

Hahaha aku dewata telah menyelamatkanmu.

Sendu Pagi

  • 0
gambar dari sini



Mentari pagi telah berseri-seri di ufuk timur sana
Namun sinarnya masih saja tak sehangat senyummu yang ayu

Cahayanya yang melewati setiap cela di ruanganku
Belum mampu menyinari hidup yang pelik ini
Tak seperti sorot matamu yang mampu bersinar hingga ruang hampaku

Energinya yang biasa menghidupi makhluk di bumi
Takkan pernah bisa menghidupkan kembali hati yang telah lama mati
Hanya kepulangan serta hadirmu ke pangkuan
Yang paling mampu menghidupi rasa yang terkubur terlalu dalam ini

Kasih, aku tak bisa beranjak dari sendu pagi ini
Aku hanya ingin mengarungi hari dengan kembalinya dirimu disisi.